“mahal ya pak harganya. Bisa turun lagi?”
“sebentar ya mas, saya tanya suami dulu.”
“…” tidak ada balasan setelah diberikan pricelist
Bagi para penjual dan pelaku UMKM pasti sudah tidak asing dengan keadaan di atas, orang yang hanya tanya-tanya kemudian menghilang. Padahal di setiap calon pembeli ada waktu yang kita curahkan untuk melayani mereka. Lalu apakah hal tersebut memang wajar terjadi? Wajar saja,karena sebagian besar konsumen memang memiliki perilaku seperti itu. Bagi usaha yang sudah memiliki customer servis khusus untuk menjawab pertanyaan calon pembeli mungkin tidak terlalu masalah. Tapi bagi UMKM dan pejual baru, 1 konsumen pun pasti kita layani sepenuh hati. Namun apa daya akhirnya kita di ghosting.
Nah, ternyata ada caranya loh agar orang yang hanya tanya-tanya tadi bisa jadi pembeli, yaitu dengan teknik closing.
Apa itu closing? closing adalah teknik untuk menggiring lead/orang yang tertarik dengan produk kita agar jadi membeli tanpa merasa terpaksa. Riset membuktikan, 80% keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh emosi. dan 20% sisanya dipengaruhi oleh logika. Dengan mengarahkan emosi calon pembeli, kita dapat meyakinkan mereka untuk membeli produk yang kita jual.
Untuk trik closing sebenarnya ada banyak sekali, dan penggunaannya pun bisa berbeda-beda tergantung situasi dan siapa penjualnya. Tapi sebelum itu, perlu ditanamkan mindset atau keyakinan yang tepat agar mendapat hasil yang maksimal. Mindset yang tepat akan tercermin pada tindakan dan perkataan yang kita lakukan. Lalu apa saja mindset yang harus kita bangun agar dapat sukses meyakinkan customer? akan kami bahas di artikel lainnya. Untuk saat ini, silahkan anda baca dan praktekan 5 cara closing di bawah ini:
- Berikan urgensi, dapat berupa waktu atau kelangkaan barang: “Kalau ibu/ bapak beli sore ini, saya beri penawaran khusus 100rb saja, dari harga awal 200rb”, “baik kak, tapi stok kami saat ini tinggal sedikit. Jadi kalau kakak berminat bisa langsung transfer agar tidak kehabisan.” Kembali lagi, keputusan manusia 80% didsarkan emosi. Dorongan emosi manusia akan memudar jika ditunda. Dengan memberikan kesan mendesak akan mendorong calon pembeli untuk segera melakukan transaksi. Tapi jangan sampai berbohong kepada calon pembeli. Jika memang stok ada banyak, jangan mengatakan stok langka.
- Jelaskan benefit: “kalau kakak menggunakan ini wajah akan bersih dan bebas minyak. Kakak pasti akan tampil lebih percaya diri” calon pembeli kita hanya peduli pada dirinya sendiri, mereka akan membeli barang yang memang dirasa memberikan manfaat. Pahami produk anda, dan jelaskan solusi yang dapat anda tawarkan untuk menyelesaikan masalah calon pembeli.
- tawarkan 2 pilihan. Secara tidak sadar banyak penjual ketika akan followup calon pembeli menanyakan pertanyaan tertutup “kak, jadi beli tidak ya?” jika seperti ini, sudah pasti calon pembeli akan mengatakan tidak. Tawarkan 2 pilihan ketika akan followup calon pembeli “baik kak, mau saya kirimkan warna biru atau merah?” ,”pembayarannya mau via transfer atau cash kak?” secara tidak sadar pembeli akan memilih antara produk A dan B, bukan beli atau tidak beli.
- Kejar terus, ketika calon pembeli belum yakin dengan produk kita cobalah gali lebih dalam apa penyebab keraguan mereka. Apa produk yang ditawarkan bukan selera mereka? atau masalah harga. Gali sampai kita mendapatkan alasan kenapa mereka belum mau beli.
Sales: “maaf sebelumnya, kalau boleh tau rumah seperti apa yang bapak cari? apa daerah ini terlalu jauh dari tempat kerja?”
Pembeli: “tempatnya sih dekat, tapi saya kurang suka model rumahnya”
Sales: “baik pak, berarti kalau untuk jarak tidak ada masalah ya?”
Pembeli: “iya pak”
Sales: “kalau saya tunjukan perumahan lain dengan suasana alami apa bapak mau lihat?”
Pembeli: “wah, boleh pak. saya suka sekali suasanan alam begitu”
dst. - Coba berada di posisi pembeli. Ada beberapa orang yang tidak ingin membeli karena mempunyai pengalaman buruk menggunakan produk serupa dengan yang anda jual. Apabila kasus seperti ini, jangan langsung menawarkan dan memuji produk anda, yang ada calon pembeli hanya akan merasa “dijualin”. Ingat, manusia itu tidak suka dijualin, tapi suka membeli. Cobalah berada di posisi pembeli, perlihatkan bahwa anda peduli dengan kekhawatiran mereka. Lalu baru jelaskan mengapa produk anda tidak seperti yang mereka takuti.
Pembeli: “saya dulu pernah beli mobil second, ga sampai 1 bulan sudah harus ke bengkel dan habis biaya banyak”
Sales: “wah, kenapa bisa begitu pak? apa ketika beli dulu tidak diberitahukan kekurangan mobilnya?”
Pembeli: “saya dulu masih awam, dan penjual juga kurang jujur. Akhirnya saya beli mobil bekas yang tidak prima”
Sales: “baik pak, memang salah pilih mobil karena penjual menutupi kekurangan sering terjadi. Dan yang saya yakinin jual beli seperti itu tidak berkah. Saya sendiri selalu berusaha jujur pada pembeli” dst.
Itulah 5 cara closing untuk menambah omset anda. Tanpa praktik teori di atas tidak akan berarti, karena itu mulailah cari calon pembeli anda dan praktekan sebanyak-banyaknya cara closing ini sampai anda menemukan teknik yang tepat untuk diri sendiri.
Dirangkum dari berbagai sumber.